Namunjangan meyakini bahwa berdoa di kuburan memiliki keistimewaan dibanding tempat lain, sebagaimana diyakini oleh sebagian orang, sehingga mereka mengkhususkan ritual berdoa di kuburan. Apalagi berdoa kepada Allâh Azza wa Jalla sambil bertawassul dengan orang yang dikubur di situ. Apalagi berdoa kepada orang yang dikubur. Tiga hal ini adalah tiga tingkatan kemungkaran doa di kuburan yang harus dihindari, dan yang ketiga adalah yang paling besar. Alkitabmengajarkan bahwa doa-doa untuk orang yang sudah meninggal adalah sia-sia. Praktek berdoa bagi orang yang sudah meninggal ini memang dilakukan oleh beberapa denominasi dalam Kekristenan. Katolik Roma misalnya, memperbolehkan umatnya untuk berdoa, baik untuk orang mati ataupun berdoa atas nama mereka. Jikamaksud penziarah kubur adalah ingin agar do'anya mustajab di sisi kubur, atau ia berdo'a meminta pada mayit, atau ia beristighotsah pada mayit, ia meminta dan bersumpah atas nama mayit pada Allah dalam menyelesaikan urusan dan kesulitannya, ini semua termasuk amalan yang tidak dituntunkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mosimage}Berdoa, atau bertawasul, atau berdzikir, itu dimana saja, boleh tawassul dari rumah, atau di kamar, atau di masjid, atau di kuburan, atau dimana saja, pastilah mungkin hati kita yang sudah tertular virus sekte sesat ini akan langsung Alergi bila mendengar DOA DI KUBURAN, ketahuilah berdoa di kuburan pun sunnah Rasul saw, beliau berdoa di Pekuburan Baqii, dan berkali-kali beliau saw melakukannya. Dan Rasul saw memerintahkan untuk mengucapkan Salam untuk ahli kubur dengan ucapan Artinya: "Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian wahai penduduk alam barzah, dari kaum mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami akan menyusul kalian insya Allah. Dan kami meminta Allah untuk kami dan kalian agar diberi keselamatan.". 2. Doa Melewati Kuburan Sesuai Sunnah. Yangketiga untuk cara doa dikabulkan menurut Kristen adalah berdoa dengan sesuai kehendak Allah. Kita manusia memiliki rencana namun Tuhan juga punya rencana yang lebih baik. Jika saja doa yang kita panjatkan menimbulkan awal mula terjadinya dosa atau perbuatan buruk, doa tersebut tidak akan dikabulkan. Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk kita. Bersukacitalahdalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Be joyful in hope, patient in affliction, faithful in prayer. Mazmur 145:18 TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. The LORD is near to all who call on him, to all who call on him in truth. LSDd. bagusp Official Writer Bukit Zaitun atau Mount of Olives dalam bahasa Ibrani disebut Har HaZeitim Har artinya "bukit", Ha-Zeitim artinya Zaitun; dalam bahasa Arab disebut Jebel az-Zeitun; adalah pengunungan di timur Yerusalem dengan 3 puncak yang membentang dari utara ke selatan Puncak tertinggi, at-Tur, 818 meter 2,683 ft. Dinamai demikian karena perkebunan Zaitun yang pernah ada di lerengnya. Bukit ini mempunyai hubungan sejarah dengan agama Yahudi, Kristen dan juga Islam. Di tempat ini terdapat kuburan Yahudi yang sudah ada sejak 3000 tahun lalu dan memuat sekitar 150,000 makam. Sejak dulu, banyak orang Yahudi dikuburkan di tempat ini, terutama di bagian selatan di mana terdapat kuburan yang digali dari dalam batu, yang sekarang menjadi desa Silwan Makam yang dianggap milik nabi Zakharia dan Absalom anak Daud masih ada di sana. Di lereng atas, terdapat makam nabi-nabi Hagai, Zakharia dan Maleakhi. Juga ada makam rabi-rabi terkenal bangsa Yahudi lainnya. Tentara Romawi dari Legio X Fretensis bermarkas di bukit ini saat mengepung Yerusalem tahun 70 M. Juga upacara keagamaan untuk menandai bulan baru dilakukan di sini pada zaman Bait Suci Kedua. Setelah hancurnya Bait Suci, orang-orang Yahudi merayakan Sukkot atau Hari Raya Pondok Daun di Bukit Zaitun. Mereka berziarah ke sini karena bukit ini terletak 80 meter lebih tinggi dari Bukit Bait Suci dan memberikan pemandangan daerah bekas Bait Suci. Tempat ini menjadi tradisi untuk meratapi kehancuran Bait Suci, terutama pada hari raya Tisha B'Av yaitu hari berkabung bagi orang Yahudi yang dirayakan setiap tahun menurut kalender Yahudi. Tahun 1481, seorang Yahudi Italia, Rabbi Meshulam Da Volterra, menulis “Dan seluruh masyarakat Yahudi, tiap tahun, naik ke gunung Zion pada hari Tisha B'Av untuk berpuasa dan berduka, dan dari sana mereka berjalan turun sepanjang lembah Yosafat dan naik ke atas Bukit Zaitun. Dari sana mereka melihat seluruh bukit tempat Bait suci dan mereka menangis serta meratapi kehancuran Bait ini. Pada pertengahan tahun 1850-an, penduduk desa Silwan dibayar £100 setiap tahun oleh orang-orang Yahudi untuk mencegah perusakan makam-makam di atas bukit.” Selama pemerintahan Yordania dari tahun 1948 sampai 1967, penguburan Yahudi dihentikan dan banyak perusakan terjadi. 40,000 dari 50,000 makam dirusak oleh Raja Hussein dari Yordania mengizinkan pembangunan Seven Arches Intercontinental Hotel di puncak Bukit Zaitun beserta jalan yang melalui kuburan sehingga menghancurkan ratusan makam Yahudi, termasuk yang dari zaman Bait Suci pertama Setelah "Perang 6 Hari" Israel Palestina, restorasi dimulai dan kuburan dibuka lagi untuk penguburan. Bukit Zaitun dicatat pertama kali berkenaan dengan larinya raja Daud dari putranya Absalom, “Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis,” 2 Samuel 1530. Tempat pendakian ini diperkirakan di timur Kota Daud, dekat desa Silwan. BACA JUGA Ada Jejak Kaki Yesus di Bukit Zaitun Ciri kusus dari bukit ini disebutkan dalam Yehezkiel 1123, “Lalu kemuliaan TUHAN naik ke atas dari tengah-tengah kota dan hinggap di atas gunung yang di sebelah timur kota.” Raja Salomo membuat mezbah untuk dewa-dewa para isterinya di puncak selatan bukit ini 1 Raja-raja 117–8, “Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon.” Dalam masa pemerintahan raja Yosia, bukit ini disebut Bukit Kebusukan bahasa Ibrani Har HaMashchit; bahasa Inggris Mount of Corruption, seperti dalam 2 Raja-raja 2313 “Bukit-bukit pengorbanan yang ada di sebelah timur Yerusalem di sebelah selatan bukit Kebusukan dan yang didirikan oleh Salomo, raja Israel, untuk Asytoret, dewa kejijikan sembahan orang Sidon, dan untuk Kamos, dewa kejijikan sembahan Moab, dan untuk Milkom, dewa kekejian sembahan orang Amon, dinajiskan oleh raja." Hal ini menyangkut penyembahan berhala di sana yang dimulai oleh isteri-isteri raja Salomo dan akhirnya dihancurkan pada zaman raja Yosia.” Dalam Zakharia 143-4 ada tertulis mengenai bukit ini yaitu, "TUHAN akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran. Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan." Bukit Zaitun juga bisa dibilang sebagai tempat favoritnya Tuhan Yesus ada begitu banyak ayat dalam kitab Injil yaitu dalam Matius, Markus, Lukas dan Yohanes mencatat berbagai aktifitas Tuhan Yesus di bukit ini antaranya adalah Yesus menyuruh murid-murid-Nya mengambil seekor keledai untuk ditunggangi dan mulai naik di Bukit dalam perjalanannya masuk kota Yerusalem terakhir kali sebelum perisitiwa penyalibanNYA. Mat. 21 Ketika Yesus dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat Di bukit Zaitun pula Yesus menangisi kota Yerusalem Mat. 2337 & Luk. 1334 Yesus pernah duduk di atas Bukit Zaitun ketika mengajar murid-murid-Nya mengenai akhir zaman Mat. 243 Yesus ditangkap di Bukit Zaitun, dalam taman Getsemani, ke mana Ia pergi berdoa setelah Perjamuan Terakhir Sejak masuk Yerusalem sampai ditangkap, Yesus mengajar pada siang hari di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di Bukit Zaitun Tampaknya memang di sinilah Yesus biasa bermalam jika datang ke Yerusalem. Di bukit Zaitun inilah pernah terjadi sebuah percakapan terakhir antara Tuhan Yesus dan murid-murid-NYA mengenai akhir zaman lalu IA berpisah dengan mereka dengan cara terangkat naik ke Surga dimana secara tiba-tiba datanglah malaikat Tuhan yang berkata "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." Kis. 16-11 Halaman 1 0% found this document useful 0 votes32 views35 pagesOriginal Titleberdoa dikuburanCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes32 views35 pagesBerdoa DikuburanOriginal Titleberdoa dikuburan You're Reading a Free Preview Pages 7 to 16 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 20 to 22 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 26 to 32 are not shown in this preview. Inta Official Writer Meninggal adalah proses alami yang akan dialami oleh setiap manusia. Prosesnya pun dibagi menjadi 2 jenis; dikuburkan atau dikremasi. Di video bersama dengan JC Channel, kita akan membahas mengenai kremasi. Dalam Alkitab, kita selalu menemukan bahwa orang yang meninggal itu dikuburkan. Lantas, apakah kremasi itu bertentangan dengan Alkitab? Lalu, bagaimana sisi kedokteran atau medis menilai lebih baik kremasi atau kubur, ya? Bersama dengan ahli, dr. Stephanie, yuk kita bahas mengenai kremasi ini. Dalam KBBI, kita mendapatkan pengertian kremasi sebagai pembakaran mayat sehingag menjadi abu atau pengabuan. Saran dari segi kedokteran mengenai kremasi "Kalau dari sisis kedokteran, nggak ada keharusan pasien yang meninggal itu jenazahnya harus dikuburkan atau dikremasi, atau pilihan lainnya," terangnya. Pilihannya, sebagai dokter, Stephanie mengatakan kalau ini semua dikembalikan kepada keluarga masing-masing. Di era sekarang ini, beberapa keluarga yang ditinggalkan lebih memilih cara kremasi dibandingkan dengan dikuburkan. Alasannya bisa beragam; hemat biaya, ramah lingkungan, pemakaman yang lebih praktis, juga kekhawatiran berlebihan anggota keluarga terhadap dekomposisi alami. Baca Juga Apakah Saat Meninggal Orang Kristen Wajib Jalani Upacara Kematian? Pandangan Alkitab mengenai kremasi "Kita lihat seperti di dalam 1 Samuel 31 ayat 1-13, tapi kalau dikutip dari salah satu ayatnya, yaitu 1 Samuel 3112, dari sana, kita bisa tahu mengenai Raja Saul dan anak-anaknya yang sudah mati itu dibakar," terang dr. Stephanie. "Maka bersiaplah segenap orang gagah perkasa mereka berjalan terus semalam-malaman, lalu mengambil mayat Saul dan mayat anak-anaknya dari tembok kota Bet-Sean. Kemudian pulanglah mereka ke Yabesh dan membakar mayat-mayat itu di sana." 1 Samuel 3112 Dokter Stephanie menjelaskan juga, kalau dari pengertiannya, Alkitab tidak melarang untuk melakukan kremasi. Dalam Alkitab, kita nggak menemukan kata-kata yang benar-benar menuliskan untuk tidak boleh melalui kremasi. Mau diapakan kita meninggal nanti tidak mempengaruhi keselamatan kita Ia juga menegaskan kalau setelah meninggal, tubuh kita mau diapakan pun, tidak ada hubungannya dengan keselamatan. Hal yang terpenting adalah bagaimana roh kita waktu kita berada di dunia. Bagaimana roh kita mengenal Tuhan waktu kita ada dalam dunia ini. Kalau kita pernah mengalami pertobatan yang sejati kita mengaku dosa dan mengalami kasih juga pengampunan Allah. Dan selanjutnya kita menjadi anak Tuhan, kita bisa berakar di dalam Tuhan Yesus, kita bisa bertumbuh di dalam Dia, dan kita bisa berbuah lebat bagi kerajaanNya. Maka kita pasti bersama Tuhan di surga. Baca Juga Sering Jadi Pertanyaan, Profesor Dari Amerika Ungkap Orang Kristen Boleh Lakukan Kremasi Jadi, nggak masalah tubuh kita itu dikremasi atau dikuburkan biasa. Yang perlu kita garis bawahi adalah saat meningga, roh atau jiwa kita yang akan kembali kepada Bapa yang kekal. Buat video lengkapnya, yuk klik gambar di atas. Sumber JC CHANNEL Halaman 1 Artikel ini berisi tentang 7 cara berdoa yang benar menurut Alkitab dan pandangan Kristen. Sedikitnya ada 7 cara berdoa yang benar menurut Alkitab. Ketika kita orang Kristen berdoa kepada Tuhan, kita harus berdoa dengan cara yang berkenan kepadaNya. Baca juga 7 Unsur Doa Kristen Menurut Alkitab Dalam doa Kristen, masalah tempat, waktu, durasi, dan frekuensi doa sebenarnya tidaklah mengikat dan kaku, kita fleksibel dalam hal-hal tersebut, sebagaimana bisa kita lihat di Alkitab. Namun demikian, ketika kita menghadap Tuhan dalam doa, kita sudah seharusnya berdoa dengan cara yang benar secara Kristen, yakni cara berdoa yang benar menurut Alkitab. Baca juga 7 Syarat Agar Doa Dikabulkan Seperti apakah cara berdoa yang benar menurut Alkitab dan yang berkenan kepada Tuhan? Alkitab mencatat beberapa contohnya. Dan di sini akan dicantumkan 7 di antaranya. Berikut 7 cara berdoa yang benar menurut Alkitab dan pandangan Kristen serta sedikit pembahasannya. 1. Memandang Allah Sebagai Bapa Cara berdoa yang benar menurut Alkitab, yang pertama adalah dengan memandang Allah sebagai Bapa kita. Doa adalah hubungan komunikasi antara kita dengan Allah, antara kita sebagai anak-anakNya dengan Allah sebagai Bapa kita. Allah adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anakNya karena kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus Yohanes 112. Kita harus memandang Allah itu sebagai Bapa kita. Ketika kita memandangNya sebagai Bapa sorgawi kita, maka doa bagi kita seharusnya bukanlah sesuatu yang bersifat formil. Ketika kita berdoa berarti kita sedang berkomunikasi dengan Bapa kita, seperti kita berkomunikasi dan berbincang-bincang dengan bapa kita secara jasmani. Dalam khotbah Tuhan Yesus, yang terkenal sebagai “Khotbah di bukit”, Dia mengajar murid-muridNya agar memandang Allah itu sebagai Bapa mereka. “Karena itu berdoalah demikian Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah namaMu.” Matius 610. Karena itu kita tidak boleh mendatangi Allah dalam doa seperti orang yang berhadapan dengan seorang raja yang menakutkan. Di dalam doa kita, kita tidak perlu dan tidak boleh merasa takut kepadaNya. Malahan sebaliknya, kita harus merasa senang, karena kita bertemu dengan Bapa sorgawi kita. Dan karena itu pula kita tidak perlu menghadapNya dengan mengatur kata-kata kita sedemikian rupa, apalagi menghafalkannya, agar Ia mendengarkan doa kita. Dalam banyak agama atau kepercayaan, ada kalanya doa itu dipandang seperti mantera, yang harus menggunakan kata-kata tertentu agar doanya manjur. Namun dalam doa Kristen, kita berhadapan dengan “seorang” Pribadi, yaitu Bapa kita. Karena itu kita tidak perlu menggunakan kata-kata tertentu untuk berbicara denganNya. Ketika kita berbicara dengan bapa jasmani kita, kita tidak perlu menggunakan kata-kata tertentu agar kita didengarkannya bukan? Tidak heran, dalam setiap pengajaranNya kepada murid-muridNya, Tuhan Yesus selalu memakai istilah “Bapa” atau “Bapamu”, bukan “Allah” atau “Tuhan”, yang kesannya lebih formil. Demikian juga dalam hal doa, Yesus selalu memakai istilah “Bapa”, termasuk dalam doa yang diajarkanNya kepada murid-muridNya, yang terkenal sebagai doa “Bapa Kami”, seperti yang dikutip sebagian dalam ayat di atas. Kita menyebut “Bapa” kami yang di Sorga, bukan “Allah” atau ”Tuhan” kami yang di Sorga, sekalipun menyebutkan Allah atau Tuhan dalam doa kita juga tidak salah. Tetapi menyebut/memanggil Allah sebagai Bapa adalah ajaran yang lebih umum dari Yesus kepada murid-muridNya. Oleh karena itu, di dalam doa-doa kita, kita sudah seharusnya lebih akrab lagi berbicara kepada Allah, sebab Ia adalah Bapa sorgawi kita. 2. Memiliki Hati Yang Bersih Cara berdoa yang benar menurut Alkitab yang kedua adalah memiliki hati yang bersih. Tuhan ingin agar kita mempunyai hidup yang bersih di hadapanNya tanpa dikotori oleh hal-hal yang tidak berkenan kepadaNya. Kepada Timotius, gembala jemaat di kota Efesus, rasul Paulus berkata, “Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.” 1 Timotius 28. Firman Tuhan di atas tentu tidak hanya berlaku untuk laki-laki saja, tetapi juga untuk perempuan, walaupun firman itu dahulu ditujukan kepada laki-laki. Dalam agama-agama/kepercayaan-kepercayaan lain, sangat ditekankan pentingnya kebersihan tubuh/jasmani ketika mereka menghadap Tuhan dalam doa mereka. Namun dalam kekristenan, kita dituntut untuk membersihkan hidup hati dan pikiran kita di hadapanNya. Kebersihan fisik/tubuh tidaklah berarti di hadapan Tuhan jika kita mempunyai hidup yang tidak bersih/kotor. Tentu saja kita perlu menjaga kebersihan tubuh dalam berdoa, khususnya dalam doa bersama dengan orang lain, namun kebersihan hati dan pikiranlah yang dilihat oleh Tuhan. Kekristenan berbicara mengenai hal-hal batiniah hati/pikiran, bukan hal-hal yang lahiriah, seperti penampilan fisik dan kebersihan tubuh jasmani. Sebab kita menghadap Allah yang Maha Kudus. Ketika kita berdoa hendaklah kita memeriksa terlebih dahulu hidup kita, apakah masih ada hal-hal yang mencemari hidup, hati dan pikiran kita, yang membuat kita tidak layak menghadap Tuhan. Jika ada, kita harus meminta Ia membersihkanNya terlebih dahulu, agar kita bisa menghadapNya dengan layak. 3. Menghormati Tuhan Menghormati Tuhan adalah salah satu cara berdoa yang benar menurut Alkitab. Kita harus hormat kepada Tuhan dalam berdoa. Kita harus bersungguh-sungguh dalam doa kita, kita tidak boleh bermain-main dalam berdoa. Memang Allah adalah Bapa kita, namun Ia juga adalah Tuhan yang Besar, yang Agung, yang layak untuk dihormati. Fakta bahwa Ia adalah Bapa kita tidak bisa mengurangi rasa hormat kita kepadaNya. Malahan sebaliknya, karena Dia adalah Bapa kita maka kita harus lebih menghormati Dia lagi. kita tidak menjadi kurang hormat kepada bapa jasmani kita hanya karena ia adalah bapa kita bukan?. Penulis Surat Ibrani berkata, “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.” Ibrani 1228. Memang kita tidak perlu takut kepadaNya, tetapi kita harus menghormatiNya. Takut dalam pengertian umum, yang membuat kita tidak berani menghadapNya, adalah sikap yang salah. Tetapi “takut” kepadaNya dalam pengertian bersikap “hormat” adalah sebuah keharusan. dalam pengertian inilah Alkitab mengajarkan kita untuk takut kepada Tuhan. Di dalam setiap ibadah kita, termasuk di dalam doa, kita harus senantiasa menaruh rasa hormat kita kepada Tuhan. Di satu sisi kita tidak boleh terlalu formal dalam berdoa, tetapi di sisi yang lain kita juga tidak boleh bermain-main dalam doa kita. 4. Mengampuni Orang Lain Cara berdoa yang benar menurut Alkitab juga termasuk berdoa dengan mengampuni orang lain. Ini adalah ajaran Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Tuhan Yesus mengajarkan murid-muridNya tentang hubungan antara doa dengan pengampunan. Ia mengajarkan mereka agar mengampuni orang lain terlebih dahulu sebelum mereka berdoa kepada Tuhan. “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Markus 1125. Dalam kutipan ayat firman Tuhan di atas disebutkan bahwa jika kita berdoa, dan kita masih mempunyai sesuatu yang mengganjal dalam hati kita terhadap orang lain, misalnya kebencian, sakit hati, maka kita harus mengampuni orang tersebut terlebih dahulu. Maksudnya, kalau kita tidak beres hubungannya dengan orang lain maka tidak ada gunanya kita berdoa kepada Tuhan. Dengan kata lain, hubungan yang benar dengan sesama kita sangat penting dalam membangun hubungan yang benar melalui doa dengan Tuhan. Jika kita berdoa dengan cara tidak mengampuni orang lain, maka Tuhan tidak akan berkenan pada doa kita. Dalam ayat selanjutnya dari firman Tuhan di atas Markus 1126 disebutkan kita tidak akan diampuni Tuhan jika kita sendiri tidak mengampuni orang lain. Pages 1 2

berdoa di kuburan menurut alkitab